Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 764



Bab 764

Setelah kejadian sebelumnya, Lanny sangat takut pada Harvey sehingga tubuhnya gemetar secara

refleks.

Tadinya Ellia berpikir kalau Harvey sudah cukup melampiaskan emosinya. Bagaimanapun juga, saat Lanny koma selama satu hari dan satu malam, Harvey lah yang meminta tim medis untuk merawatnya dengan baik.

“Anak nakal, Lanny baru saja bangun. Kamu akan membuatnya takut kalau seperti ini.” ConTEent bel0ngs to Nôv(e)lD/rama(.)Org .

Harvey melirik Ellia dengan dingin. “Ibu nggak berpikir masalah dia menyakiti Selena bisa berakhir begini

saja, “kan?”

Wajah Ellia juga berubah. Dia berdiri dengan waspada di depan Lanny, menghalangi pandangan tajam Harvey yang seperti elang beku.

“Coba kamu lihat kepala Lanny sudah terluka sampai seperti ini. Apa ini nggak cukup baginya untuk minta maaf kepada Selena?”

Meski Ellia menyukai Selena dan sangat menyayangkan pernikahan mereka, tetapi Lanny tetaplah

putrinya.

Hati manusia adalah daging. Di antara menantu yang sudah meninggal dan putrinya, tentu saja dia akan

memilih putrinya sendiri.

Harvey mencibir dan berjalan tertatih–tatih menuju Lanny.

Dia berlutut terlalu lama sehingga lututnya terluka dan cara berjalannya juga berbeda dari biasanya.

“Ibu tahu betul apa yang dia lakukan. Dia telah mengambil nyawa beberapa orang, memprovokasi hubungan pernikahanku dan Selena, mencoba membunuh Selena beberapa kali, bahkan saat Selena sedang dalam tahap kanker stadium akhir, dia masih sengaja menyakitinya. Apa dia manusia atau iblis?”

Ellia melihat ekspresi sedih di wajah putranya yang jauh lebih tinggi darinya sehingga hatinya juga

merasa sedikit luluh.

Semua daging di tangan dan di punggung putranya adalah miliknya, apa yang bisa dia lakukan?

“Harvey, adikmu memang salah, tapi Selena sudah pergi. Dia nggak akan tahu apa pun yang kamu lakukan. Biarkan orang yang sudah meninggal beristirahat dan biarkan orang yang masih hidup

menebus dosa mereka, oke?”

14

Tentu saja Harvey tidak mendengarkan kata–kata ibunya sama sekali. Dia meraih tangan Ellia dan berkata, “Ibu, aku mengerti rasa bersalah Ibu terhadapnya. Utang ibu padanya dan utang dia pada Selena itu berbeda. Setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.”

“Harvey, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?”

Harvey menatap dengan dingin. “Aku hanya akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada Selena.”

Ada sebilah pisau tajam di tangan Harvey. Lanny menatap Harvey dengan terbelalak. “Kakak akan membunuhku demi dia?”

“Nggak.”

Harvey menggandeng tangan kiri Lanny,

“Selena pernah kehilangan satu tangannya dulu, jadi

kembalikan tangan itu padanya.”

Lanny menahan napas. “Kakak tahu betapa pentingnya tangan bagiku.”

Pria itu menyentuh wajahnya dengan lembut. Penutup di wajah Lanny sudah dibersihkan sepenuhnya sehingga memperlihatkan penampilan aslinya.

Meski wajah ini berbeda dengan dirinya, adik perempuan yang diyakini sudah meninggal dunia muncul kembali dalam dunianya. Harvey benar–benar bahagia.

Dia berjanji dalam hati untuk melindungi adik perempuan ini dengan baik.

Namun, hasil akhirnya adalah kehilangan wanita yang paling dicintainya.

Harvey mengangkat wajah Lanny dengan lembut. “Kenapa kamu melakukan ini? Lanny, aku adalah kakak yang paling mencintaimu!”

Harvey berbicara dengan kata–kata yang paling lembut, tetapi dia memotong urat tangan adiknya

dengan pisau.

Lanny merasa sangat kesakitan, tetapi dia tidak berteriak.

Dia hanya terpaku melihat darah mengalir keluar dari pergelangan tangannya.

Tes, tes.

Ada cairan hangat yang jatuh ke pergelangan tangan Lanny. Itu adalah air mata Harvey.

Saat mereka saling menatap, Lanny melihat rasa sakit di mata kakaknya.

Tubuhnya yang terasa sakit, sementara bagi kakaknya, hatinya lah yang terasa sakit.

Dua orang yang paling dicintainya berada di depannya, tetapi Harvey memilih Lanny.

Setelah Selena pergi, dia malah melukai adiknya.

Dia adalah orang paling tidak tahu malu di dunia ini.

Orang yang seharusnya mati adalah dia.

Namun, dia tidak boleh mati, dia harus membersihkan semua hambatan untuk Selena. “Sakit nggak?” tanya Lanny pada Harvey.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.