Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 709



Bab 709

+15 BONUS

Nautan menoleh ke belakang dan melihat Jesika, “Bukankah kamu yang mau pergi?”

Jesika menitikkan air matanya, “Kamu pikir aku ingin tinggal di sini? Aku hanya kasihan sama putra kita. Akibat kita sibuk merintis usaha beberapa tahun ini, dia telah menderita.”

Setelah mengatakan itu. Jesika langsung menjatuhkan kedua lututnya di hadapan Leo, “Ayah, apa kamu tahanbagaimana kami menjalani hidup selama ini? Aku tahu kamu memandang rendah diriku karena latar belakangku buruk, tapi apa kesalahan anakku? Dia juga darah daging Keluarga Irwin. Apalagi, wanita yang disukai oleh Naufan itu aku, tapi kamu memisahkan kami dan mengusirnya dari Keluarga Inwin. Meski kami telah menikah, kami masih dipandang rendah oleh orang luar.”

“Yang paling kasihan adalah William. Padahal dia memiliki keluarga yang normal, tapi dia harus memikul predikat anak haram. Sejak kecil, dia selalu ditindas oleh teman sebayanya. Setiap dia pulang sekolah, tubuhnya penuh luka–luka. Tahukah kamu betapa sedihnya aku sebagai ibunya? Dia anak nggak bersalah. Seharusnya bisa menikmati pendidikan yang baik dan berbagai sumber daya seperti Harvey, tapi akhirnya dia dicap dan dihina oleh orang lain. Ini nggak seharusnya terjadi!”

“Mulut Kak Naufan memang kasar, tapi hatinya baik. Tahukah kamu sejak kamu mengusirnya dari Keluarga Irwin, dia sangat merindukanmu? Setiap hari ulang tahunmu, dia selalu diam–diam menyiapkan hadiah untukmu, tapi nggak berani memberikannya. Semua hadiah itu menumpuk di

rumah. Setelah itu, dia akan minum–minum sendiri.”

“Anggap saja kamu mengasihani kami. Terimalah William. Dia itu cucu kandungmu!”

Kata–kata penuh perasaan ini sama sekali tidak membuat Leo terharu sedikit pun.

Leo menoleh dan melihat Pelayan Wandi, “Ambil kotak di ruang bacaku.‘

Pelayan Wandi mengangguk.

Naufan ingin memapah Jesika berdiri, tetapi wanita itu malah memanfaatkan kesempatan ini dan

menarik tubuh pria itu ke bawah.

“Suamiku, katakanlah semua yang ingin kamu katakan. Jangan simpan dalam hati.” Content rights belong to NôvelDrama.Org.

Naufan memalingkan mukanya, “Nggak ada yang ingin kukatakan.”

Jesika tidak senang pria itu mengikuti keinginannya. Kalau bukan karena sifat keras kepala suaminya itu, mereka sudah lama kembali ke Keluarga Irwin. Untuk apa dia berakting di sini?

Bab 709

+15 BONUS

Naufan menoleh ke belakang dan melihat Jesika, “Bukankah kamu yang mau pergi?”

Jesika menitikkan air matanya, “Kamu pikir aku ingin tinggal di sini? Aku hanya kasihan sama putra kita. Akibat kita sibuk merintis usaha beberapa tahun ini, dia telah menderita.”

Setelah mengatakan itu, Jesika langsung menjatuhkan kedua lututnya di hadapan Leo, “Ayah, apa kamu tahu bagaimana kami menjalani hidup selama ini? Aku tahu kamu memandang rendah diriku karena latar belakangku buruk, tapi apa kesalahan anakku? Dia juga darah daging Keluarga Irwin. Apalagi, wanita yang disukai oleh Naufan itu aku, tapi kamu memisahkan kami dan mengusirnya dari Keluarga Irwin. Meski kami telah menikah, kami masih dipandang rendah oleh orang luar.”

“Yang paling kasihan adalah William. Padahal, dia memiliki keluarga yang normal, tapi dia harus memikul predikat anak haram. Sejak kecil, dia selalu ditindas oleh teman sebayanya. Setiap dia pulang

sekolah, tubuhnya penuh luka–luka. Tahukah kamu betapa sedihnya aku sebagai ibunya? Dia anak nggak bersalah. Seharusnya bisa menikmati pendidikan yang baik dan berbagai sumber daya seperti Harvey, tapi akhirnya dia dicap dan dihina oleh orang lain. Ini nggak seharusnya terjadi!”

“Mulut Kak Naufan memang kasar, tapi hatinya baik. Tahukah kamu sejak kamu mengusirnya dari Keluarga Irwin, dia sangat merindukanmu? Setiap hari ulang tahunmu, dia selalu diam–diam menyiapkan hadiah untukmu, tapi nggak berani memberikannya. Semua hadiah itu menumpuk di rumah. Setelah itu, dia akan minum–minum sendiri.”

“Anggap saja kamu mengasihani kami. Terimalah William. Dia itu cucu kandungmu!”

Kata–kata penuh perasaan ini sama sekali tidak membuat Leo terharu sedikit pun.

Leo menoleh dan melihat Pelayan Wandi, “Ambil kotak di ruang bacaku.”

Pelayan Wandi mengangguk.

Naufan ingin memapah Jesika berdiri, tetapi wanita itu malah memanfaatkan kesempatan ini dan menarik tubuh pria itu ke bawah.

“Suamiku, katakanlah semua yang ingin kamu katakan. Jangan simpan dalam hati.”

Naufan memalingkan mukanya, “Nggak ada yang ingin kukatakan.”

Jesika tidak senang pria itu mengikuti keinginannya. Kalau bukan karena sifat keras kepala suaminya itu, mereka sudah lama kembali ke Keluarga Irwin. Untuk apa dia berakting di sini?

+15 BONUS

Pelayan rumah memegang sebuah kotak besi dengan kedua tangannya. Leo membuka kotak tersebut dan mengeluarkan beberapa barang dari dalamnya.

“Sewaktu mengusirnya dulu, aku sempat membekukan semua uangnya. Awalnya, aku ingin melihat apa kamu akan memperlihatkan wajah aslimu jika putraku nggak punya uang? Sayangnya, menantu

bodohku ini meminjamkan uang kepadanya. Ini surat pinjamannya.”

Surat utang itu berisi pinjaman sebesar 200 miliar.

Leo kembali menambahkan, “Sebenarnya yang paling terluka adalah Ellia, wanita bodoh ini. Pada akhirnya, dia masih nggak tega melihat Naufan menderita sedikit pun. Ellia bahkan meminjamkan uang kepadanya secara sembunyi–sembunyi dariku. Begitu tahu Naufan ingin merintis usaha di tempat lain, dia bahkan menghubungi orang–orang setempat untuk membantunya.”

Mendengar itu, Naufan memandang Ellia dengan tatapan tidak percaya, “Benarkah yang dikatakan Ayah?

Tidak heran, sewaktu Naufan memulai usaha di tempat lain, semuanya tampak begitu lancar. Dia mengira itu karena pengaruh Keluarga Irwin, tetapi dia tidak tahu ternyata itu perbuatan Ellia.

Ellia hanya menjawab dengan nada datar, “Sudah nggak penting lagi.”

“Kamu pikir bisnis–bisnis itu jatuh begitu saja dari langit?. Semua itu karena Ellia memohon kepada kakek dan neneknya, menghubungi keluarga–keluarga besarnya untuk membantumu. Itu sebabnya bisnismu bisa begitu lancar. Saat dia berjuang untukmu, apa yang dilakukan wanita di sampingmu itu?”

Naufan tidak tahu apa yang terjadi, tetapi Leo melemparkan setumpuk foto.

Itu semua foto Jesika saat membeli berbagai barang mewah, mobil mewah, makan di restoran mewah, kantor real estat dan berbagai foto sewaktu pergi jalan–jalan.

“Dia mengambil uangmu untuk membeli mobil mewah dan rumah untuk dirinya sendiri. Dia membawa keluarganya keluar dari daerah kumuh dan menghabiskan seluruh hartamu.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.