Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 703



Bab 703

Mendengar ucapan itu, bahkan Naufan, yang biasa merasa dirinya benar pun menoleh kepadanya, “Apa yang kamu katakan?”

“Ayah, Kakak terjebak dalam ledakan dan masih belum ditemukan hingga saat ini. Kemungkinan besar dia sudah meninggal dunia.” William mengucapkan kata–kata paling kejam dengan nada lembut.

Semua orang yang hadir tampak terkejut. Meskipun tuan muda telah lama berkembang di Negara Arama, statusnya tidak perlu diragukan lagi.

Jika dia telah meninggal, bukankah semua harta dan hak waris akan menjadi milik William?

Pantas saja Leo setuju membiarkan ibu dan anak kembali. Ternyata ini alasannya.

Belakangan ini, Naufan juga mendengar kabar itu, tetapi dia menganggapnya sebagai gosip yang dibuat oleh orang berniat jahat. Bagaimana mungkin Harvey yang baik–baik saja bisa meninggal?

Namun, saat ucapan itu keluar dari mulut William, Naufan mulai merasa gelisah, “Tanpa bukti yang pasti, kenapa kamu bilang dia sudah meninggal?”

“Ayah, kamu juga mendengar berita ledakan pabrik yang terjadi beberapa hari yang lalu, ‘kan? Menurutmu, apa Kakak bisa selamat dari ledakan sebesar itu?” tanya William lagi.

Naufan terdiam beberapa saat dan raut wajahnya tampak sedingin es.

$

Setelah ditenangkan oleh Ellia, emosi Leo perlahan mereda. Beliau kembali duduk di kursi roda dan menatap William dan Jesika dengan tenang.

“Jangan ribut lagi. Minta maaflah kepada kakak iparmu. Dengan begitu, masalah hari ini dianggap

selesai.”

William memicingkan matanya, seolah–olah bertanya mengapa semuanya tidak berjalan sesuai

rencananya?

Sebaliknya, Jesika malah mengambil kesempatan untuk membuat keributan, “Ayah, padahal Selena yang menyiram putraku dengan air. Mengapa putraku yang harus minta maaf?”

“Mengapa? Karena aku pernah tinggal bersama gadis itu, jadi aku tahu dia adalah gadis yang baik dan

ceria. Sebaliknya, putramu itu licik dan berbahaya!”

Akhir–akhir ini, Jesika merasa dirinya telah berkuasa. Dia mengira Keluarga Irwin telah berada di dalam

kendali mereka.

+15 BONUS

Jadi, di saat Leo menuduh putranya di depan begitu banyak orang. Jesika tidak bisa mentolerirnya. From NôvelDrama.Org.

“Ayah, aku tahu kamu selalu memandang rendah latar belakangku dan merasa aku nggak pantas bersanding dengan putramu, tapi kami saling mencintai dan ini juga terbukti selama bertahun–tahun. Tahukah kamu betapa sulitnya kami berjuang di luar selama ini? Mengapa sampai sekarang kamu masih memiliki prasangka yang begitu dalam kepada kami? Sebenarnya kesalahan apa yang sudah

kami perbuat?”

Beberapa kalimat yang diikuti isakan itu tiba–tiba membuat Leo menjadi pusat perhatian. Semua orang

kini menganggapnya sebagai seorang ayah yang kejam.

“Pak Leo, sudah bertahun–tahun berlalu, apa kamu masih nggak bisa melepaskannya? Perjodohan

seperti yang kamu lakukan itu sudah ketinggalan zaman.”

“Benar. Kalau putraku seperti Naufan, aku pasti akan senang sekali.”

*Segala sesuatu yang dipaksakan, hasilnya pasti nggak menyenangkan, jadi buat apa? Lagian, dia itu

cucu kandungmu sendiri. Jadi orang itu jangan begitu kejam.”

Semua orang menuduh Leo sangat kejam dan dingin.

“Sudah cukup?” kata Leo sambil menunjuk ke arah Jesika.

“Apa kamu lupa sudah merusak keluarga orang? Berulang kali membuat onar dan menghancurkan keluarga orang. Aku nggak pernah menghina orang yang terlahir miskin. Yang aku hina adalah orang

yang miskin yang berhati jahat.”

Jesika menutupi dadanya dengan tangannya, terlihat seperti terluka.

Dulu, Leo juga tidak pernah menghinanya dengan kata–kata seperti itu.

“Ayah, berhentilah. Jesika itu istriku,” ucap Naufan buru–buru membela istrinya.

Leo juga malas berdebat dengannya. Beliau hanya menatapnya dingin dan berkata, “Istrimu? Baik, kalau begitu, aku akan perlihatkan kepadamu bagaimana rupa istri dan anakmu yang sebenarnya. Awalnya, aku mengira hari ini adalah hari baik, jadi aku berusaha menoleransinya. Siapa sangka

mereka berdua makin keterlaluan dan berani merusak acara ulang tahunku. Karena kalian membuatku kesal jadi

jangan harap kalian akan senang!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.